Apakah Hizb ut-Tahrir Anti-Semit?

Tuduhan anti-Semit sering kali dilemparkan kepada berbagai organisasi Islam, termasuk Hizb ut-Tahrir, terutama dalam perjuangannya menentang penjajahan Zionis di Palestina. Namun, apakah tuduhan tersebut berdasar? Untuk menjawabnya, kita perlu memahami apa itu anti-Semitisme, posisi Hizb ut-Tahrir terhadap Yahudi, dan konteks perjuangan mereka menurut pandangan Islam.


Anti-Semitisme dan Pemahamannya

Anti-Semitisme didefinisikan sebagai diskriminasi, prasangka, atau kebencian terhadap kaum Yahudi sebagai kelompok etnis atau agama. Tuduhan anti-Semit biasanya digunakan untuk menstigma siapa saja yang mengkritik atau menolak tindakan politik negara Israel.

Namun, dalam konteks historis, istilah “anti-Semit” sebenarnya mencakup kebencian terhadap semua bangsa Semit, termasuk bangsa Arab. Artinya, umat Islam yang berasal dari bangsa Arab juga adalah bangsa Semit. Oleh karena itu, tuduhan anti-Semit kepada Hizb ut-Tahrir perlu diperiksa dengan cermat agar tidak terjebak pada bias propaganda.


Posisi Hizb ut-Tahrir terhadap Yahudi

Hizb ut-Tahrir secara tegas membedakan antara Yahudi sebagai kelompok agama dan Zionisme sebagai ideologi politik penjajahan. Penolakan Hizb ut-Tahrir terhadap Zionisme bukanlah bentuk kebencian terhadap agama atau etnis Yahudi, melainkan perlawanan terhadap penjajahan yang menindas umat Islam di Palestina.

Islam memerintahkan umatnya untuk bersikap adil, termasuk kepada kaum Yahudi. Allah ﷻ berfirman:

وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ
“Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum membuatmu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.”
(QS. Al-Ma’idah: 8)

Dalam pandangan Hizb ut-Tahrir, perjuangan melawan Zionisme adalah kewajiban syar’i untuk melindungi kaum Muslimin dan tanah Palestina, tanpa membawa kebencian kepada Yahudi sebagai individu atau komunitas agama.


Pandangan Islam tentang Yahudi

Islam memandang Yahudi sebagai salah satu ahli kitab yang diakui keberadaannya. Rasulullah ﷺ selama hidupnya berdampingan dengan kaum Yahudi di Madinah. Dalam Piagam Madinah, beliau ﷺ memberikan hak dan kewajiban yang sama kepada komunitas Yahudi selama mereka tidak melakukan permusuhan terhadap Islam.

Namun, dalam Al-Qur’an, Allah ﷻ juga mengingatkan tentang tindakan sebagian Bani Israil yang melanggar perjanjian dan berbuat kerusakan di muka bumi:

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ … ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مُعْرِضُونَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil: Janganlah kamu menyembah selain Allah … Kemudian kamu berpaling, kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu masih membangkang.”
(QS. Al-Baqarah: 83)

Ayat ini menunjukkan kritik terhadap tindakan sebagian Bani Israil tanpa generalisasi kepada seluruh kaum Yahudi. Kritik ini bersifat obyektif dan didasarkan pada fakta sejarah, bukan sentimen kebencian.


Solusi Khilafah dalam Menghadapi Isu Zionisme

Hizb ut-Tahrir meyakini bahwa solusi utama untuk menghadapi penjajahan Zionis adalah dengan menegakkan kembali Khilafah Islamiyah. Khilafah akan:

  1. Menyatukan Umat Islam: Memobilisasi kekuatan politik, ekonomi, dan militer umat Islam untuk membebaskan Palestina.
  2. Melindungi Minoritas Non-Muslim: Termasuk Yahudi yang tinggal di wilayah kekuasaan Islam, dengan jaminan hak-hak mereka berdasarkan syariat.
  3. Mengakhiri Penjajahan: Menghapuskan pengaruh Zionisme yang telah menciptakan instabilitas di Timur Tengah.

Dalam sejarah Khilafah, umat Yahudi hidup aman di bawah perlindungan Islam, seperti yang terjadi di Andalusia dan Utsmaniyah.


Kesimpulan

Hizb ut-Tahrir tidak anti-Semit. Kritik mereka terhadap Zionisme dan penjajahan Israel adalah wujud perlawanan terhadap ketidakadilan, bukan bentuk kebencian terhadap agama atau etnis tertentu. Islam mengajarkan keadilan kepada semua manusia, termasuk kepada kaum Yahudi, sekaligus memerintahkan umat Islam untuk melawan segala bentuk kezaliman.

Penerapan Khilafah Islamiyah akan menjadi solusi komprehensif untuk mengatasi isu Zionisme, sekaligus mewujudkan kedamaian bagi seluruh umat manusia, termasuk kaum Yahudi, yang hidup di bawah naungannya.

Artikel Terkait

Mulai mengetik pencarian Anda diatas dan tekan enter untuk mencari. Tekan ESC untuk batal.